IMPLEMENTASI KURIKULUM
IMPLEMENTASI KURIKULUM
Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inopasi dalam bentuk tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan, maupun nilai dan sikap.
A. Defenisi
Dalam oxford Advance Learnesr’s dictioneri dikemukakan bahwa implementasi adalah “put samething into effect” atau penerapan sesuatu yang memberikan efek. Implementasi kurikulum juga dapat diartikan sebagai aktualisasi kurikulum tertulis (written curriculum) dalam bentuk pembelajaran.
Dengan demikian, implementasi kurikulum adalah penerapan atau pelaksanaan program kurikulum yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya, kemudian diujicobakan dengan pelaksanaan dan pengelolaan, sambil senantiasa melakukan penyesuaian terhadap situasi lapangan dan karakteristik peserta didik, baik perkembangan intelektual, emosional dan fisiknya. Implementasi ini juga sekaligus merupakan penelitian lapangan (field research) untuk keperluan validasi kurikulum itu sendiri.
1. Tahapan-tahapan implementasi kurikulum
Implementasi kurikulum mencakup tiga tahapan pokok, yaitu pengembangan program , pelaksanaan pembelajaran , dan evaluasi.
a. pengembangan program mencakup program tahunan,semester atau caturwulan, bulana, mingguan, dan harian. Ada juga program bimbingan konseling atau program remedial.
b. Pelaksanaan pengajaran. Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengondisikan lingkungan agar menunjukan terjadinya perubahan prilaku bagi peserta didik tersebut.
c. Evaluasi proses yang dilaksanakan sepanjang proses pelaksanaan kurikulum catur wulan atau semester serta penilaian akhir formatif dan sumatif mencakup penilaian keseluruhan secara utuh untuk keperluan evaluasi pelaksanaan kurikulum.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum
Implementasi kurikulum dipengeruhi oleh tiga factor , yaitu:
a. karakteristik kurikulm, yang mencakup ruang lingkup, bahan ajar, tujuan, fungsi, sifat, dan sebagainya.
b. strategi implementasi, yaitu strategi yang digunakan dalam implementasi kurikulum, seperti diskusi profesi, seminar, penataran, lokakarya penyediaan buku kurikulum, dan berbagai kegiatan lain yang dapat mendorong penggunaan kurikulum dilapangan.
c. karakteristik penggunaan kurikulum, yang meliputi pengetahuan, keterampilan, serta nilai dan sikap guru terhadap kurikulum dalam pembelajaran.
3. Prinsip-prinsip implementasi kurikulum
Dalam implementasi kurikulum , terdapat berbagai prinsip yang menunjang tercapainya keberhasilan ,yaitu:
a. Perolehan kesempatan yang sama
Prinsip ini mengutamakan penyediaan tempat yang memberdayakan peserta didik secara demokratisdan berkeadilan, untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
b. Berpusat pada anak
Upaya memandirikan peserta didik untuk belajar, berkerja sama, dan menilai diri sendiri sangat diutamakan, agar peserta didik mampu membangun kemauan , pemahaman dan pengetahuannya.penyajiannya disesuaikan dengan tahapan-tahapan perkembangan peserta didik melalui perkembangan peserta didik melalui pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
c. Pendekatan dan kemitraan
Pendekatanyang digunakan dalam pengorganisasian pengalaman belajar berfokus pada kebutuhan peserta didik yang berpariasi dan mengintregasikan berbagai disiplin ilmu.
d. Kesatuan dalam kebijakan dan keberagaman dalam pelaksanaan
Standar kopetensi disusun oleh pusat, dan cara penyampaiannya disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing daerah atau sekolah. Standar kopetensi dapat dijadiknan acuan penyusunan kurikulum berdivertifikasi , berdasarkan satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik, serta bertaraf internasional.
4. Unsur-unsur implementasi kurikulum
Dalam implementasi kurikulum terdapat berbagai unsur terkait sebagai berikut:
a. pelaksanaan kurikulum
standar pelaksanaan kurikulum, standar nasional disusun oleh pusat , dan cara pelaksanaannya di sesuaikan dengan masing-masing daerah atau sekolah. Pelaksanaan kurikulum didaerah perlu mempertimbangkan hal-hal berikut:
1. perencanaan dan pelaksanaan pendidikan sesuai dengan standar yang ditetapkan
2.perluasan kesempatan beriprovisasi dan berkreasi dalam meningkatkan mutu pendidikan .
3.penegasan tanggung jawab bersama antara orang tua, sekolah, masyarakat, pemerintah daerah dan pemerintah pusat, dalam meningkatkan mutu pendidikan.
4.peningkatan pertanggung jawaban
5.perwujudan keterbukaan dan kepercayaan dalam pengelolaan pendidikan
6.penyelesaian masalah pendidikan sesuai dengan karakteristik wilayah yang bersangkutan.
b. Bahasa pengantar
Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara sebagaibahasa penagantar dalam kegiatan pengajaran.
c. Hari belajar
Jumlah hari belajar dalam satu tahun pelajaran adalah 204 sampai 240 hari, jumlah minggu efektifnya adalah 34 sampai 40 hari dan pengaturannya dilaksanaan dengan system semester.
d. kegiatan kurikuler
kegiatan kurikuler di kelompokkan menjadi kegiatan intrakurikuler dan kegiatan ekstra kurikuler.
e. Tenaga pendidikan
Guru di syaratkan memiliki kualifikasi dan kopetensi khusus untuk menunjang pencapaian kopetensi lulusan pada satuan pendidikan. Guru bertugas merencanakan dan melaksanakn proses pembelajaran , menilai hasil pembelajaran, dan melakukan bimbingan pelatihan. Kepala sekolah bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, serta pengawasan dan pelayanan profisional untuk menunjang pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada tiap satuan pendidikan. Adapun pengawas bertugas merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan dan pengelolaan pendidikan.
f. Sarana dan prasarana pendidikan
Sekolah menciptakan kondisi yang memenuhi kebutuhan pendididkan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan, intelektual, social, emosional, spiritual, dan kejiwaan peserta didik.
g. Remedial, pengayaan dan percepatan belajar
Sekolah memberikan pelayanan bagi pesertadidik yang mendapat kesulitan belajar melalui kegiatan remedial.
h. Bimbingan dan konseling
Sekolah memberikan bimbingan dan konseling bagi peserta didik dalam konteks pengembangan kepribadian, social, karir, dan belajar lanjutan.
i. Pengembangan atau penyusunan silabus
Di berbagai daerah, sekolah mengembangkan silabus sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing, tetapi tetap berdasarkan standar kopetensi.
j. Pengelolaan kurikulum
Pengelolaan kurikulum disekolah dilakukan dengan memperdayaan seluruh unsure penyelenggaraan pendidikan, komite sekolah, dewan pendidikan, serta dunia usaha dan industri sesuai dengan kondisi, kebutuhan, dan potensi untuk mewujudkan pencapaian standar kopetensi nasional.
k. Sekolah bertaraf internasional
Sekolah bertaraf intrnasional didirikan untuk menghasilkan lulusan yang mampu berssaing pada tingkat internasional.
5. Komponen-komponen rencana implementasi kurikulum
Rencana implementasi kurikulum akan mengalami perbedaan dalam system sekolah, bergantung pada stuktur organisasi dan ruang lingkunya. Rencana implementasi seharusnya didasarkan pada rencana kurikulum jangka panjang, sehingga program yang ada dapat diteliti, direvisi, dan diimplementasikan dalam suatu priode waktu (biasanya bibuat dalam jangka waktu lima tahun).
a. Studi program baru
Studi tentang program baru di tempatkan pada level distrik atau daerah, dan diarahkan oleh sebuah komisi perencana yang menjelaskan program baru tersebut untuk dilaksanakan pada level sekolah. Kebutuhan untuk melakukan perubahan seperti yang di kemukakan oleh guru, konsultan, dan kepala sekolah, memerlukan komitmen dan energi yang tinggi dalam implementasinya. Studi program baru juga harus mengidentifikasi dampak potensial pada guru, yang menyangkut kepercayaan, metodologi, dan sumber daya.
b. Identitas sumber daya
Identifikasi sumber daya meliputi tiga area, yaitu buku teks dan bahan pengajaran, sumberdaya manusia, dan sumberdaya pendanaan (biaya).
c. Penetapan peran
Deskripsi peran dapat membantu guru dalam meningkatkan implementasi tugas-tugasnya. Studidari Effort sporting scool improvement (1982) menunjukkan bahwa keberhasilan implementasi bergantung pada dukungan yang baik dan terbuka, untuk suatu program baru yang diberikan oleh kepala sekolah dan pengawas.
d. Pengembangan profisional
Pengembangan profisional adalah sebagai pusat dari pengorganisasian isi bahasan baru. Dalam hal ini, guru perlu membantu dalam penggunaan sumber daya seperti buku teks. Karakteristik dari efektivitas program pengembangan profisional, sebagai mana yang diungkapkan oleh Burello dan Orbaugh (1982) sbb:
• Program pendidikan i.-service seharusnya didesain sebagai program yang terintekrasi kedalam dukungan organisasi fungsi-fungsi mereka
• Program pendidikan in-service seharusnya didesain untuk menghasilkan program kolaborasi.
• Program pendidikan in-service seharusnya didasarkan pada kebutuhan partisipan.
• Program pendidikan in-service seharusnya menjawab kebutuhan perubahan.arkan pada kebutuhan partisipan.
• Program pendidikan in-service seharusnya menjawab kebutuhan perubahan.
• Program pendidikan in-service seharusnya lebih mudah untuk dicapai.
• Aktivitas in-service seharusnya dapat di evaluasi sesudahnya, sesuai dengan filosofis yang mendasarinya.
e. Penjadwalan
Jadwal implementasi digunakan sebagai patokan dalam menilai kemajuan implementasi. Orientasi transformasi penjadwalan mungkin memerinci tanggal pertemuan untuk membicarakan reaksi guru terhadap metodologo baru dan persepsi mereka terhadap kemampuan siswa mengadaptasi program baru. Tujuan penjadwalan adalah memfasilitasi rangkaian kejadian dan mengalokasikan waktu yang tepat untuk menyempurnakan tugas-tugas yang diperlukan.
f. Sistem komunikasi
Studi dari Rand change agent studi (1975) dan Effort sporting scool improvement (1982) mengindikasikan bahwa kunci keberhasilan implementasi terletak pada seringnya diskusi tentang program baru diantara guru, kepala sekolah dan pengembang kurikulum.
g. Pelaksanaan monitoring
Monitoring bertujuan untuk mengumpulkan informasi yang berhubungan denga implementasi, dan menggunakannya untuk memfasilitasi dan mendukung upaya guru. Aliran ninformasi didukung oleh system komunikasi, yang menyediakan gambaran tentang aktivitas yang di perlukan untuk mendukung implementasi dan kemungkinan adanya perubahan program.
B. Deskripsi alternative model implementasi kurikulum
Beberapa postulat yang penting dipahami, terlebih untuk dapat menerapkan model pengembangan implementasi manajemen strategi ini.
Pertama, implementsi kurikulum dipandang sebagai system. Fungsi-fungsi pengelolaan (perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi) dipandang sebagai elemen atau sub system proses dari system implementasi kurikulum.
Kedua, dalam masing-masing komponen (sub system) proses terdapat komponen-komponen lain yang membentuk komponen (sub system) tersebut.
Ketiga, dalam setiap tahap atau fungsi pengelolaan kurikulum juga terdapat tahapan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Keempat, dalam setiap tahapan kegiatan selalu diperhatikan keadaan factor internal dan eksternal yang berkaitan dengan pelaksanaan kurikulum.
Kelima, arah tujuan pada setiap tahapan implementtasi ditujukan untuk menghasilkan produk berbeda yang saling berkaitan, dan secara keseluruhan ditunjukan untuk memperbaiki kondisi pelaksanaan (kualitas internal dan kualitas eksternal).
Secara garis besar tahapan implementasi kurikulum meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
1. Taha perencanaan implementasi
Tahap ini bertujuan untuk mengurangi visi dan misi atau pengembangan tujuan implementasi (operasional) yang ingin dicapai.
Terdapat tahapan proses pembuatan keputusan yang meliputi:
a. Identifikasi masalah yang dihadapi (tujuan yang ingin dicapai)
b. Pengembangan setiap alternative metode, evaluasi personalia, anggaran dan waktu.
c. Evaluasi setiap alternative tersebut dan,
d. Penentuan alternative yang baikv(porter 1996)
2. Tahapan pelaksanaan implementasi
Tahapan ini bertujuan untuk melaksanakan blue print yang telah disusun dalam fase perencanaan, dengan menggunakan sejumlah teknik dan sumberdaya yang ada dan telah ditentukan pada tahap perencanaan sebelumnya. Jenis kegiatan dapat berpariasi, sesuai dengan kondisi yang ada.
Teknik yang digunakan, alat Bantu yang dipakai, lamanya waktu pencapaian kegiatan, pihak yang terlibat, serta besarnya anggaran yang telah dirumuskan dalam tahap perencanaan, diterjemahkan kembali dalam praktik.
Pelaksanaan dilakukan oleh tim terpadu, menurut departemen/divisi/seksi masing-masing atau gabungan, bergantung pada perencanaan sebelumnya. Secara umum, hasilnya akan meningkatkan pemanfaatamn dan penerapan kurikulum.
3. Tahapan Evaluasi implementasi
Tahapan ini bertujuan untuk melihat dua hal. Pertama, melihat proses pelaksanaan yang sedang berjalan sebagai fungsi kontrol, apakah pelaksanaan evaluasi telah sesuai dengan rencana, dan sebagai fungsi perbaikan jika selama proses terdapat kekurangan. Kedua, melihat hasil akhir yang dicapai. Hasil akhir ini merujuk pada kriteria waktu dan hasil yang dicapai di bandingkan terhadap fase perencanaan. Evaluasi dilaksanakan menggunakan suatu metode, sarana dan prasarana, anggaran personal, dan waktu yang ditentukan dalam tahap perencanaan.
Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inopasi dalam bentuk tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan, maupun nilai dan sikap.
A. Defenisi
Dalam oxford Advance Learnesr’s dictioneri dikemukakan bahwa implementasi adalah “put samething into effect” atau penerapan sesuatu yang memberikan efek. Implementasi kurikulum juga dapat diartikan sebagai aktualisasi kurikulum tertulis (written curriculum) dalam bentuk pembelajaran.
Dengan demikian, implementasi kurikulum adalah penerapan atau pelaksanaan program kurikulum yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya, kemudian diujicobakan dengan pelaksanaan dan pengelolaan, sambil senantiasa melakukan penyesuaian terhadap situasi lapangan dan karakteristik peserta didik, baik perkembangan intelektual, emosional dan fisiknya. Implementasi ini juga sekaligus merupakan penelitian lapangan (field research) untuk keperluan validasi kurikulum itu sendiri.
1. Tahapan-tahapan implementasi kurikulum
Implementasi kurikulum mencakup tiga tahapan pokok, yaitu pengembangan program , pelaksanaan pembelajaran , dan evaluasi.
a. pengembangan program mencakup program tahunan,semester atau caturwulan, bulana, mingguan, dan harian. Ada juga program bimbingan konseling atau program remedial.
b. Pelaksanaan pengajaran. Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengondisikan lingkungan agar menunjukan terjadinya perubahan prilaku bagi peserta didik tersebut.
c. Evaluasi proses yang dilaksanakan sepanjang proses pelaksanaan kurikulum catur wulan atau semester serta penilaian akhir formatif dan sumatif mencakup penilaian keseluruhan secara utuh untuk keperluan evaluasi pelaksanaan kurikulum.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum
Implementasi kurikulum dipengeruhi oleh tiga factor , yaitu:
a. karakteristik kurikulm, yang mencakup ruang lingkup, bahan ajar, tujuan, fungsi, sifat, dan sebagainya.
b. strategi implementasi, yaitu strategi yang digunakan dalam implementasi kurikulum, seperti diskusi profesi, seminar, penataran, lokakarya penyediaan buku kurikulum, dan berbagai kegiatan lain yang dapat mendorong penggunaan kurikulum dilapangan.
c. karakteristik penggunaan kurikulum, yang meliputi pengetahuan, keterampilan, serta nilai dan sikap guru terhadap kurikulum dalam pembelajaran.
3. Prinsip-prinsip implementasi kurikulum
Dalam implementasi kurikulum , terdapat berbagai prinsip yang menunjang tercapainya keberhasilan ,yaitu:
a. Perolehan kesempatan yang sama
Prinsip ini mengutamakan penyediaan tempat yang memberdayakan peserta didik secara demokratisdan berkeadilan, untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
b. Berpusat pada anak
Upaya memandirikan peserta didik untuk belajar, berkerja sama, dan menilai diri sendiri sangat diutamakan, agar peserta didik mampu membangun kemauan , pemahaman dan pengetahuannya.penyajiannya disesuaikan dengan tahapan-tahapan perkembangan peserta didik melalui perkembangan peserta didik melalui pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
c. Pendekatan dan kemitraan
Pendekatanyang digunakan dalam pengorganisasian pengalaman belajar berfokus pada kebutuhan peserta didik yang berpariasi dan mengintregasikan berbagai disiplin ilmu.
d. Kesatuan dalam kebijakan dan keberagaman dalam pelaksanaan
Standar kopetensi disusun oleh pusat, dan cara penyampaiannya disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing daerah atau sekolah. Standar kopetensi dapat dijadiknan acuan penyusunan kurikulum berdivertifikasi , berdasarkan satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik, serta bertaraf internasional.
4. Unsur-unsur implementasi kurikulum
Dalam implementasi kurikulum terdapat berbagai unsur terkait sebagai berikut:
a. pelaksanaan kurikulum
standar pelaksanaan kurikulum, standar nasional disusun oleh pusat , dan cara pelaksanaannya di sesuaikan dengan masing-masing daerah atau sekolah. Pelaksanaan kurikulum didaerah perlu mempertimbangkan hal-hal berikut:
1. perencanaan dan pelaksanaan pendidikan sesuai dengan standar yang ditetapkan
2.perluasan kesempatan beriprovisasi dan berkreasi dalam meningkatkan mutu pendidikan .
3.penegasan tanggung jawab bersama antara orang tua, sekolah, masyarakat, pemerintah daerah dan pemerintah pusat, dalam meningkatkan mutu pendidikan.
4.peningkatan pertanggung jawaban
5.perwujudan keterbukaan dan kepercayaan dalam pengelolaan pendidikan
6.penyelesaian masalah pendidikan sesuai dengan karakteristik wilayah yang bersangkutan.
b. Bahasa pengantar
Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara sebagaibahasa penagantar dalam kegiatan pengajaran.
c. Hari belajar
Jumlah hari belajar dalam satu tahun pelajaran adalah 204 sampai 240 hari, jumlah minggu efektifnya adalah 34 sampai 40 hari dan pengaturannya dilaksanaan dengan system semester.
d. kegiatan kurikuler
kegiatan kurikuler di kelompokkan menjadi kegiatan intrakurikuler dan kegiatan ekstra kurikuler.
e. Tenaga pendidikan
Guru di syaratkan memiliki kualifikasi dan kopetensi khusus untuk menunjang pencapaian kopetensi lulusan pada satuan pendidikan. Guru bertugas merencanakan dan melaksanakn proses pembelajaran , menilai hasil pembelajaran, dan melakukan bimbingan pelatihan. Kepala sekolah bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, serta pengawasan dan pelayanan profisional untuk menunjang pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada tiap satuan pendidikan. Adapun pengawas bertugas merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan dan pengelolaan pendidikan.
f. Sarana dan prasarana pendidikan
Sekolah menciptakan kondisi yang memenuhi kebutuhan pendididkan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan, intelektual, social, emosional, spiritual, dan kejiwaan peserta didik.
g. Remedial, pengayaan dan percepatan belajar
Sekolah memberikan pelayanan bagi pesertadidik yang mendapat kesulitan belajar melalui kegiatan remedial.
h. Bimbingan dan konseling
Sekolah memberikan bimbingan dan konseling bagi peserta didik dalam konteks pengembangan kepribadian, social, karir, dan belajar lanjutan.
i. Pengembangan atau penyusunan silabus
Di berbagai daerah, sekolah mengembangkan silabus sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing, tetapi tetap berdasarkan standar kopetensi.
j. Pengelolaan kurikulum
Pengelolaan kurikulum disekolah dilakukan dengan memperdayaan seluruh unsure penyelenggaraan pendidikan, komite sekolah, dewan pendidikan, serta dunia usaha dan industri sesuai dengan kondisi, kebutuhan, dan potensi untuk mewujudkan pencapaian standar kopetensi nasional.
k. Sekolah bertaraf internasional
Sekolah bertaraf intrnasional didirikan untuk menghasilkan lulusan yang mampu berssaing pada tingkat internasional.
5. Komponen-komponen rencana implementasi kurikulum
Rencana implementasi kurikulum akan mengalami perbedaan dalam system sekolah, bergantung pada stuktur organisasi dan ruang lingkunya. Rencana implementasi seharusnya didasarkan pada rencana kurikulum jangka panjang, sehingga program yang ada dapat diteliti, direvisi, dan diimplementasikan dalam suatu priode waktu (biasanya bibuat dalam jangka waktu lima tahun).
a. Studi program baru
Studi tentang program baru di tempatkan pada level distrik atau daerah, dan diarahkan oleh sebuah komisi perencana yang menjelaskan program baru tersebut untuk dilaksanakan pada level sekolah. Kebutuhan untuk melakukan perubahan seperti yang di kemukakan oleh guru, konsultan, dan kepala sekolah, memerlukan komitmen dan energi yang tinggi dalam implementasinya. Studi program baru juga harus mengidentifikasi dampak potensial pada guru, yang menyangkut kepercayaan, metodologi, dan sumber daya.
b. Identitas sumber daya
Identifikasi sumber daya meliputi tiga area, yaitu buku teks dan bahan pengajaran, sumberdaya manusia, dan sumberdaya pendanaan (biaya).
c. Penetapan peran
Deskripsi peran dapat membantu guru dalam meningkatkan implementasi tugas-tugasnya. Studidari Effort sporting scool improvement (1982) menunjukkan bahwa keberhasilan implementasi bergantung pada dukungan yang baik dan terbuka, untuk suatu program baru yang diberikan oleh kepala sekolah dan pengawas.
d. Pengembangan profisional
Pengembangan profisional adalah sebagai pusat dari pengorganisasian isi bahasan baru. Dalam hal ini, guru perlu membantu dalam penggunaan sumber daya seperti buku teks. Karakteristik dari efektivitas program pengembangan profisional, sebagai mana yang diungkapkan oleh Burello dan Orbaugh (1982) sbb:
• Program pendidikan i.-service seharusnya didesain sebagai program yang terintekrasi kedalam dukungan organisasi fungsi-fungsi mereka
• Program pendidikan in-service seharusnya didesain untuk menghasilkan program kolaborasi.
• Program pendidikan in-service seharusnya didasarkan pada kebutuhan partisipan.
• Program pendidikan in-service seharusnya menjawab kebutuhan perubahan.arkan pada kebutuhan partisipan.
• Program pendidikan in-service seharusnya menjawab kebutuhan perubahan.
• Program pendidikan in-service seharusnya lebih mudah untuk dicapai.
• Aktivitas in-service seharusnya dapat di evaluasi sesudahnya, sesuai dengan filosofis yang mendasarinya.
e. Penjadwalan
Jadwal implementasi digunakan sebagai patokan dalam menilai kemajuan implementasi. Orientasi transformasi penjadwalan mungkin memerinci tanggal pertemuan untuk membicarakan reaksi guru terhadap metodologo baru dan persepsi mereka terhadap kemampuan siswa mengadaptasi program baru. Tujuan penjadwalan adalah memfasilitasi rangkaian kejadian dan mengalokasikan waktu yang tepat untuk menyempurnakan tugas-tugas yang diperlukan.
f. Sistem komunikasi
Studi dari Rand change agent studi (1975) dan Effort sporting scool improvement (1982) mengindikasikan bahwa kunci keberhasilan implementasi terletak pada seringnya diskusi tentang program baru diantara guru, kepala sekolah dan pengembang kurikulum.
g. Pelaksanaan monitoring
Monitoring bertujuan untuk mengumpulkan informasi yang berhubungan denga implementasi, dan menggunakannya untuk memfasilitasi dan mendukung upaya guru. Aliran ninformasi didukung oleh system komunikasi, yang menyediakan gambaran tentang aktivitas yang di perlukan untuk mendukung implementasi dan kemungkinan adanya perubahan program.
B. Deskripsi alternative model implementasi kurikulum
Beberapa postulat yang penting dipahami, terlebih untuk dapat menerapkan model pengembangan implementasi manajemen strategi ini.
Pertama, implementsi kurikulum dipandang sebagai system. Fungsi-fungsi pengelolaan (perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi) dipandang sebagai elemen atau sub system proses dari system implementasi kurikulum.
Kedua, dalam masing-masing komponen (sub system) proses terdapat komponen-komponen lain yang membentuk komponen (sub system) tersebut.
Ketiga, dalam setiap tahap atau fungsi pengelolaan kurikulum juga terdapat tahapan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Keempat, dalam setiap tahapan kegiatan selalu diperhatikan keadaan factor internal dan eksternal yang berkaitan dengan pelaksanaan kurikulum.
Kelima, arah tujuan pada setiap tahapan implementtasi ditujukan untuk menghasilkan produk berbeda yang saling berkaitan, dan secara keseluruhan ditunjukan untuk memperbaiki kondisi pelaksanaan (kualitas internal dan kualitas eksternal).
Secara garis besar tahapan implementasi kurikulum meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
1. Taha perencanaan implementasi
Tahap ini bertujuan untuk mengurangi visi dan misi atau pengembangan tujuan implementasi (operasional) yang ingin dicapai.
Terdapat tahapan proses pembuatan keputusan yang meliputi:
a. Identifikasi masalah yang dihadapi (tujuan yang ingin dicapai)
b. Pengembangan setiap alternative metode, evaluasi personalia, anggaran dan waktu.
c. Evaluasi setiap alternative tersebut dan,
d. Penentuan alternative yang baikv(porter 1996)
2. Tahapan pelaksanaan implementasi
Tahapan ini bertujuan untuk melaksanakan blue print yang telah disusun dalam fase perencanaan, dengan menggunakan sejumlah teknik dan sumberdaya yang ada dan telah ditentukan pada tahap perencanaan sebelumnya. Jenis kegiatan dapat berpariasi, sesuai dengan kondisi yang ada.
Teknik yang digunakan, alat Bantu yang dipakai, lamanya waktu pencapaian kegiatan, pihak yang terlibat, serta besarnya anggaran yang telah dirumuskan dalam tahap perencanaan, diterjemahkan kembali dalam praktik.
Pelaksanaan dilakukan oleh tim terpadu, menurut departemen/divisi/seksi masing-masing atau gabungan, bergantung pada perencanaan sebelumnya. Secara umum, hasilnya akan meningkatkan pemanfaatamn dan penerapan kurikulum.
3. Tahapan Evaluasi implementasi
Tahapan ini bertujuan untuk melihat dua hal. Pertama, melihat proses pelaksanaan yang sedang berjalan sebagai fungsi kontrol, apakah pelaksanaan evaluasi telah sesuai dengan rencana, dan sebagai fungsi perbaikan jika selama proses terdapat kekurangan. Kedua, melihat hasil akhir yang dicapai. Hasil akhir ini merujuk pada kriteria waktu dan hasil yang dicapai di bandingkan terhadap fase perencanaan. Evaluasi dilaksanakan menggunakan suatu metode, sarana dan prasarana, anggaran personal, dan waktu yang ditentukan dalam tahap perencanaan.
Komentar
Posting Komentar